Benteng Duurstede, benteng peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1676 merupakan salah satu daya tarik wisata di Saparua, Maluku. Benteng yang ada di bukit setinggi 20 kaki ini masih berdiri kokoh.
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy mengusir penjajah Belanda dari benteng ini tanggal 16 Mei 1817.
Dari atas benteng itu, pengunjung bisa melihat hampir seluruh Pulau Saparua hingga Pulau Nusa Laut yang berada di sebelah timur Saparua. Tak heran, jika benteng ini "diburu" turis asing.
Di rumah yang pernah ditempati Pattimura, di Negeri Haria, pengunjung bisa melihat peninggalan sang kapitan. Di bangunan yang masih didiami keluarga Matulessy ini, terpajang celana tenun, selempang tenun, dan ikat kepala yang semuanya berwarna merah, yang pernah dikenakan Pattimura saat berjuang melawan Belanda. Sejumlah dokumen bercerita tentang perjuangan Pattimura. Menurut pihak keluarga, semua itu diperoleh dari Belanda
Lima tahun terakhir ini kunjungan ke Saparua relatif membaik. Rata-rata kunjungan turis asing di Saparua sekitar 20 orang setiap bulan. Bulan Desember, jumlahnya bisa meningkat menjadi 50-an orang. Mayoritas turis asing berasal dari Belanda, terutama yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan warga di Saparua. Ada juga yang berasal dari Inggris, Perancis, Swiss, dan Amerika Serikat.
Menara batu tempat mengintai musuh dari laut masih ada dan tegak berdiri. Kumpulan meriam masih ada sebagai senjata untuk melindungi benteng dan segenap manusia yang dulu ada di dalamnya. Meriam-meriam ini masih utuh dan baru saja dicat untuk memperbaharui warnanya yang termakan waktu.
Sudah 335 tahun sejak benteng ini dibangun dan ia masih kokoh berdiri. Pemandangan yang dapat dilihat dari atas benteng sangat memanjakan mata. Walaupun tak terpelihara, benteng ini tetap masih menarik para wisatawan yang berkunjung ke Saparua. Setiap masuk akan ada penjaga yang meminta kontribusi ( tergantung berapa yang ingin kita beri ) serta buku berisi nama dan kesan setelah mendatangi benteng.
0 komentar:
Posting Komentar